Jumat, 22 April 2011

makalah bimbingan konseling

BAB I
PENDAHULUAN

A.      SEJARAH DAN LATAR BELAKANG BIMBINGAN KONSELING

Pada awal sejarah, bimbingan dimulai permulaan abad ke-20 di Amerika dengan didirikannya suatu “Vocational Burea” tahun 1980 oleh Frank parsons, yang lalu lebih terkenal dengan sebutan “The Father of Guidance”. Yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar mereka dapat mengenal atau memahami berbagai kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara inteligensi dalam memilih pekerjaan yang tepat bagi dirinya.
Adapun awal kegiatan “bimbingan” di Negara Indonesia pada hakikatnya telah berakar dalam seluruh kehidupan dan perjuangan bangsa Indonesia. Dan sebenarnya di Indonesia yang memulai kegiatan bimbingan secara resmi adalah Pemerintah yang mengeluarkan SK agar di lingkungan sekolah ataupun Lembaga-lembaga Pemerintah  diberikan Bimbingan Konseling, dalam upaya  membantu peserta didik ataupun para pegawai mencapai dan memanfaatkan kualitas dalam dirinya dengan sebaik-baiknya.
Setelah dirasakan manfaatnya, bimbingan inipun dapat berkembang di lingkungan masyarakat. Baik yang mengelolanya individu maupun suatu instansi swasta.   
Pengertian dari bimbingan itu sendiri.      Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari  “guidance”  dan “counseling”  dari bahsa Inggris. Secara harfiah istilah  guidance dari akar kata  guide  yang artinya : (1) mengarahkan (to direct); (2) memandu (to pilot); (3) mengelola (to manage); dan menyetir (to steer).
Sedangkan secara istilah  Bimbingan  menurut G. Motersensen dan Alan M. Schmuller adalah : “guidance may be defined as that part of the  total educational program that the helps provide the personal opportunities and specialized staff services by which individual can  develop to the fullest of his abilities and capacities tin term of democratic idea”
Shertzer dan Stone (1971 : 40) mengemukakan bahwa bimbingan adalah : ….process of  helping  an individual to understand himself  and his world.
Kartadinata (1998 : 3) mengemukakan bahwa bimbingan  adalah suatu proses  membantu individu  untuk mencapai perkembangan  optimal.
Muhammad Surya (1994 : 23) mendefinisikan bimbinmgan  sebagai suatu proses pemberian bantuan  yang terus menerus  dan sistematis dari  pembimbing  kepada yang dibimbing  agar tercapai kemandirian  dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan  yang optimal  dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.



Dari definisi diatas dapat dimaknai  sebagai berikut :
1.      Bimbingan merupakan suatu proses berkesinambungan, bukan  kegiatan seketika  atau kebetulan.  Bimbingan merupakan kegiatan yang sitematis dan berencana yang terarah  kepada pencapaian tujuan;
2.      Bimbingan merupakan “helping”  yang identik dengan aiding’ assisting, atau availing yang berarti bantuan atau pertolongan.  Yang aktif mengembangkan diri, mengatasi masalah  atau mengambil keputusan  adalah idividu  atau peserta didik dan pembimbing  tidak  memaksakan kehendaknya;
3.      Individu yang sedang dibantu adalah  individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya. Tidak ada  teknik pemberian baantuan yang  yang berlaku umum bagi setiap individu.
4.      Tujuan bimbingan adalah  perkembangan optimal, yaitu perkembangan  yang sesuai  dengan potensi dan system nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Tujuannya agar individu :
a.       Mampu mengenal dan memahami diri.
b.       Berani  menerima  kenyataan secara objektif.
c.        Mampu mengarahkan diri  sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan system nilai.
d.       Melakukan  pilihan dan mengambil keputusan  atas tanggung jawab sendiri.
Menurut Surya dan Natawidjaja (1986)  konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang , dimana yang seorang  yaitu klien dibantu  untuk lebih mampu  menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya dan lingkungannya.
Shertzer dan Stone (1980) mengemukakan bahwa : Counseling is an interaction process which facilitates meaningful understanding of self  and environment and result  in the establishment/or clarification of goal and values of future behavior.”
Pietrofesa dkk. (1980) mengemukakan ciri-ciri  konseling professional yaitu : (1)  konseling merupakan hubungan professional  yang diadakan oleh  seorang konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaannya itu; (2) Dalam hubungan yang sifatnya profesional itu, klien mempelajari  keterampilan  pengambilan keputusan, pemecahan masalah, serta tingkah laku  atau sikap-sikap  baru; (3) hubungan professional itu  dibentuk berdasarkan kesukarealaan antara klien dan konselor.
ASCA (American School Counselor Association) mengemukkan bahwa  Konseling adalah  hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya  mengatasai masalah-masalahanya.

B.     RUMUSAN DARI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam upaya mengoptimalkan potensi diri dari peserta didik ataupun klien. Maka diperlukanlah pelayanan-pelayanan Bimbingan Konseling. Maka akan timbul pertanyaan-pertanyaan, yaitu pelayanan seperti apakah yang paling efektif dan efisien guna mencapai harapan yang diinginkan? Apa sajakah jenis-jenis dari layanan Bimbingan Konseling itu serta apa pula tujuan-tujuan dari masing-masing layanan itu?

C.     TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Tujuan umum dari layanan bimbingan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan yang terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)  Tahun 1989 (UU No.2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud, 1994:5).
Tujuan khususnya ialah untuk membantu perkembangan-perkembangan peserta didik atau klien dalam segala aspek yang meliputi aspek pribadi, belajar dan karier.

D.    METODOLOGI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan konseling di sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan konseling. Asas-asas ini dapat diterapkan sebagai berikut:
1.      Asas Kerahasiaan.                                                7. Asas Kedinamisan.
2.      Asas Kesukarelaan.                                              8. Asas Keterpaduan.
3.      Asas Keterbukaan.                                                9. Asas Kenormatifkan.
4.      Asas Kekinian.                                                      10. Asas Keahlian.
5.      Asas Kemandirian.                                               11. Asas Ahlitangan
6.      Asas Kegiatan.                                                      12. Asas Tut Wuri Handayani
Dan cara atau metode yang efetif dan efisien dalam layanan bimbingan konseling di sekolah tak lepas juga dari jenis-jenis layanan bimbingan konseling yang diterapkan oleh konselor kepada peserta didik atau klien. Karena setiap individu itu berbeda karakter dan permasalahannya maka seorang konselor haruslah jeli didalam menyikapinya dan harus mampu memberikan layanan bimbingan yang tepat guna dan tepat sasaran.
Guru-guru bimbingan konseling akan dapat membantu anak didik yang mempunyai masalah pribadi, masalah penyesuaian diri baik terhadap dirinya maupun terhadap tuntutan sekolah. Seorang guru bimbingan hendaklah bersikap yang lebih efektif seperti adil, jujur, menyenangkan, penuh pengertian, antusias, mampu mengontrol diri, humoris dan lain sebagainya sehingga anak didik akan merasa senang dan aman bersamanya.



BAB II
MAMAHAMI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH

A.    PENGANTAR

Dengan memberikan layanan bimbingan konseling di sekolah, maka dapat membantu anak didik untuk bisa menemukan pribadinya. Pribadinya disini meliputi kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, serta mampu menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan konseling juga membantu anak didik dalam rangka mengenal lingkungan dengan maksud agar anak didik mengenal secara obyektif lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik dan dapat menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
Selanjutnya layanan bimbingan konseling juga dapat membantu anak didik dalam rangka merencanakan masa depan, dengan maksud agar anak didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik menyangkut bidang pendidikan, bidang karier maupun bidang budaya/keluarga/masyarakat.
Dalam bidang bimbingan belajar, seorang konselor dapat membantu anak didik mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Dalam bidang bimbingan karier, seorang konselor dapat membantu anak didiknya merencanakan dan mengembangkan masa depan karier anak didik.

B.     JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Berbagai jenis layanan bimbingan konseling perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan yaitu anak didik. Jenis layanan bimbingan konseling tersebut perlu terselenggara untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan konseling itu sendiri. Beberapa jenis layanan bantuan bimbingan itu diantaranya adalah sebagai berikut :

1.      Pelayanan pengumpulan data tentang anak didik dan lingkungannya.  
Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau anak didik seluas-luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek-aspek fisik, akademis, kecerdasan, minat, cita-cita, social, ekonomi, kepribadian dan latar belakang keluarganya (identitas orang tua, sosial ekonomi, dan pendidikan). Untuk mengumpulkan data siswa dapat digunakan teknik tes dan non-tes. Teknik tes meliputi : psiko tes dan tes prestasi belajar, sementara yang non-tes meliputi : observasi, angket, wawancara, sosiometri dan autobiografi.


2.      Konseling .

Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi anak didik untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik face to face maupun melalui media (telepon atau internet) dalam memperoleh :
a.      Pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kematangan dirinya (aspek potensi kemampuan, emosi, sosial dan moral-spiritual).
b.      Menanggulangi masalah dan kesulitan yang dihadapinya, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karier.

3.      Penyajian Informasi dan Penempatan.

Penyajian informasi dalam arti menyajikan keterangan (informasi) tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu, seperti menyangkut aspek :
a.      Karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadinya.
b.      Sekolah-sekolah lanjutan.
c.       Dunia kerja.
d.      Kiat-kiat belajar yang efektif.
e.       Bahaya merokok, minuman keras dan obat-obat terlarang.
f.        Pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi masyarakat.
Sementara layanan penempatan adalah layanan bantuan yang diberikan kepada anak didik dalam rangka menyalurkan dirinya ke arah yang tepat sesuai dengan kemampuan , minat dan bakatnya. Penempatan ini meliputi :
a.      Penempatan pendidikan, yaitu untuk memilih jurusan dan kelanjutan sekolah.
b.      Penempatan jabatan atau karier.
c.       Penempatan anak didik dalam rangka program pengajaran di sekolah yang bersangkutan.

4.      Penilaian dan penelitian.

Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat di capai. Selain itu dilakukan juga penilaian terhadap hasil pelayanan kepada individu-individu yang mendapat pelayanan, untuk kemudian dilakukan tindak lanjut (follow up) terhadap hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan. Selain itu hasil penilaian, baik terhadap program bimbingan atau terhadap individu, dapat dipergunakan untuk bahan penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan program bimbingan dalam arti menelaah lebih lanjut tentang pelaksanaannya; menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan perkembangannya. Hasil penelitian semacam itu merupakan bahan yang sangat berguna untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan yang akan dilaksanakan selanjutnya.   

C.     TUJUAN-TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Tujuan-tujuan layanan bimbingan konseling ialah untuk membantu anak didik mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi :
1.      Aspek Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial.
Dalam aspek tugas perkembangan pribadi-sosial, layanan bimbingan konseling membantu anak didik agar:
a.      Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
b.      Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka senangi.
c.       Membuat pilihan secara sehat.
d.      Mampu menghargai orang lain.
e.       Memiliki rasa tanggung jawab.
f.        Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.
g.      Dapat menyelesaikan konflik.
h.      Dapat membuat keputusan secara efektif.
2.      Aspek Tugas Perkembangan Belajar.
Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan bimbingan konseling membantu anak didik agar :
a.      Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif.
b.      Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
c.       Mampu belajar secara efektif.
d.      Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi/ujian.
3.      Aspek Tugas Perkembangan karier
Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan bimbingan konseling membantu anak didik agar :
a.      Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan didalam lingkungan kerja.
b.      Mampu merencanakan masa depan.
c.       Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
d.      Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat.   









BAB III
KESIMPULAN

Bimbingan Konseling sangat diperlukan hampir di berbagai lini kehidupan manusia. Masyarakat pada jaman sekarang ini menyadari pentingnya bimbingan konsling agar dapat mengenal dirinya dan mengenal kemampuan serta kelemahan yang ada pada dirinya sehingga akan lebih mudah untuk mengoptimalkan kemampuan dirinya atau potensi yang ada pada dirinya.
Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kapala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor: 0433/P/1993 dan nomor 25 Tahun 1991 diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang melaksanakan layanan bimbingan yaitu guru pembimbing/konselor dengan rasio satu orang guru pembimbing/ konselor untuk 150 orang anak didik.
Oleh karena kekhususan bentuk tugas dan tanggungjawab guru pembimbing/konselor sebagai suatu profesi yang berbeda dengan bentuk tugas sebagai guru mata pelajaran, maka beban tugas atau penghargaan jam kerja guru pembimbing ditetapkan 36 jam/minggu.
Layanan yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa adanya kerjasama guru pembimbing dengan pihak-pihak yang terkait baik didalam maupun diluar sekolah.
1.      Kerjasama dengan pihak di dalam sekolah, yaitu dengan:
a.      Seluruh tenaga pengajar dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah.
b.      Seluruh tenaga administrasi di sekolah.
c.       OSIS dan Organisasi-organisasi lainnya yang ada di sekolah.
2.      Kerjasama dengan pihak diluar sekolah, yaitu dengan :  
a.      Orang tua siswa.
b.      Organisasi Profesi seperti IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia).
c.       Lembaga/organisasi kemasyarakatan.
d.      Tokoh masyarakat.
Dalam hal ini perlu sekali jenis-jenis layanan yang terdiri dari pengumpulan data, informasi dan penempatan, konseling, evaluasi dan tindak lanjut. Dengan menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak yang telah disebutkan diatas maka dapat mempermudah guru pembimbing di dalam melaksanakan pelayanan bimbingan yag tepat guna dan tepat sasaran.







DAFTAR PUSTAKA

Yusuf syamsu dan A. Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan konseling. Bandung : Program Pasca Sarjana UPI,2005
Drs. Dewa ketut sukardi. Pengantar pelaksanaan proram Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Rineka cipta
Conny semiawan, dkk. Memupuk Bakat dan Kreatifitas Siswa Sekolah Menengah (petunjuk bagi guru an orang tua). Jakarta : Gramedia, 1987
Ii Suryaman, Sag, MPd. Rangkuman materi kuliah 2 Bimbingan Konseling. Bandung, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar